Recent Posts

Prinsip dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Prinsip dan faktor yang mempengaruhi perkembangan
Tulisan kali ini akan membahas mengenai apa yang menjadi prinsip dan faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan pada umumnya. Informasi mengenai Prinsip dan Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan pada umumnya.


PRINSIP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN


1. Prinsip-prinsip Perkembangan
a    a. Perkembangan itu merupakan proses yang tidak pernah berhenti.
Hal ini dikarenakan manusia secara terus menerus berkembang dengan dipengaruhi oleh     pengalaman atau belajar sepanjang hayat.
     
b.Setiap aspek perkembangan, baik fisik, emosi, dan intellegensi maupun social merupakan satu  kesatuan yang saling mempengaruhi, dan saling berkolerasi.
c    
c. Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu.
Setiap tahap perkembangan merupakan hasil dari tahap sebelumnya dan merupakan syarat bagi perkembangan berikutnya.
     
d. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.
Perkembangan baik fisik dan psikis mencapai kematangannya pada waktu dan tempo yang berbeda, ada yang lambat, ada yang cepat.
    
e.Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.
      Setiap individu yang normal akan mengalami fase perkembangan.



2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
            Dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa factor bawaan atau warisan maupun factor pengalaman atau lingkungan. Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan di jelaskan para ahli dalam beberapa aliran, yaitu:

a. Empirisme
            Tokoh aliran ini adalah John Lock (1632-1704) di lahirkan di Inggris dalam lingkungan keluarga yang berpendidikan (Lihat Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan:Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan (Cet. IV; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), h. 174). John Lock  sangat dikenal dengan teori tabula rasa, ia berpendapat bahwa anak yang baru lahir bagaikan kertas putih bersih (kosong) atau meja yang berlapis lilin, di atas kertas atau lilin itu dapat ditulisi sesuai dengan keinginan penulis. Teori inilah yang kemudian dianggap sebagai pemberi titik terang dalam perkembangan psikologi karena teorinya seakan-akan memberi paradigm baru dalam pemikiran pendidikan (Sarlito Wirawan Sarwono, Berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh Psikologi (cet. III; Jakarta: Bulan Bintang, 2001) h.31). 
            Teori tabularasa yang dikemukakan oleh Jhon Lock menekankan arti penting dari pengalaman dan lingkungan (Lihat M. dalyono, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru (Cet. III; Bandung Remaja Rosda Karya, 1997), h.24). Selanjutnya aliran empirisme mengatakan, bahwa apabila factor lingkungan baik maka anak juga akan menjadi baik, tanpa menghiraukan factor dasarnya. Hal ini bertentangan dengan kenyataannya, karena dengan pendidikan yang sama ternyata menghasilkan anak yang saling berbeda satu sama lainnya. Ini menunjukkan bahwa ada factor lain yang turut serta menentukan perkembangan itu.
            Berdasarkan hal tersebut di atas teori ini belum dapat diterima secara penuh, karena juga belum ,mampu menerangkan segala factor yang ada di masyarakat. Teori Empirisme secara total bertentangan dengan faham aliran nativisme.

b. Nativisme
            Tokoh utama aliran ini ialah “Athur Schopenhauer” (1788-1860). Aliran ini mempunyai doktrin fisofisyang berpengaruh terhadap pemikiran pendidikan. Menurut teori ini bahwa pendidikan sama sekali tidak mempunyai daya atau kekuatan. Ia hanya berfungsi member polesan kulit luar dari tingkah laku social anak, sedang bagian dalam diri kepribadian pesertadidik tidak perlu ditentukan. Aliran ini disebut aliran pesimisme karena tidak adanya kepercayaan akan nilai-nilai dari pendidikan sehingga anak itu diterima apa adanya (Lihat Prasetyah, Filsafat Pendidikan (Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1999), h. 190). 
            Rousseau sangat optimis terhadap pembawaan baik dan positif dari manusia yang baik. Pembawaan sifatnya natural (berasal dari Alam) maka manusia harus dididik oleh alam pula. Pandangan-padangan naturalis yang dikemukakan oleh Rosseau berhasil mengkokohkan dirinya sebagai seorang tokoh naturalism yang karya monumentalnya Emile. Aliran ini hampir sama dengan aliran nativisme yang berbeda hanya pada aspek penekanan baik buruknya pembawaan itu.

c. Konvergensi
            Tokoh aliran ini adalah William Stern, (1871) seorang psikologi Jerman. W. Stern berpendapat bahwa antara heredity dan meliu ada saling keterkaitan dan member pengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia (Lihat Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis Edisi II (Cet. VIII; Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997) h. 60). Pemisahan salah satu antara nativisme dan empirisme berarti mengabaikan teori keseimbangan antara bawaan (hereditas) yang muncul sejak manusia itu lahir, dan lingkungan (meliau) sebagai bentuk interaksi anak terhadap lingkungannya, seorang anak yang lahir di tengah-tengah keluarga agamawan, dapat saja enjadi ahli agama jika ia diberi pendidikan sejak kecil dalam lingkungan keagamaan (Lihat Ibid, h. 62). Jika dilihat dari perspektif Islam bakat sebagai kemungkinan untuk di kembangkan telah ada pada masing-masing individu (peserta didik), akan tetapi bakat yang sudah tersedia tersebut perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang sebagaimana mestinya. 

Daftar Pustaka
1. Prinsip-prinsip Perkembangan
Netry, Hartati. Dkk (2004).Islam dan Psikologi. Jakarta: PT RajaGarfindo Persada.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi  Perkembangan
Marjuni, A. (2014). Filsafat Pendidikan Islam. Makassar: Alauddin University
Prinsip dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prinsip dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Reviewed by Arbor Azure on October 04, 2015 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.