Pembahasan kita kali ini adalah bagaiman peradaban Islam pada masa Nabi Muhamad. Artikel kali ini membahas mengenai "SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW." Spesial Thanks untuk NADO (Nadiyatul Umrana), KASE (Kasmawanti), KIKKA (Nur Asiska), yang telah bekerja keras dalam menyelesaikan makalah ini. Selamat membaca semoga bermanfaat dan terimakasih untuk tidak melakukan plagiat atau plagiarism.
KATA PENGANTAR
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nyaberupa kekuatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan Salam kepada junjungan Nabiullah Muhammad SAW sebagai pembawa misi kebenaran dalam menapaki jalan kemuliaan, sehingga menuju kepada kehidupan yang terang benderang di bawah Nur Ilahi.
Tiada kesempurnaan di muka bumi ini kecuali
kesempurnaan yang dimiliki oleh Allah SWT. Demikian pula dengan penulisan
makalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan dan kekeliruan, saran dan
kritik yang membangun, kami harap demi penyempurnaan makalah selanjutnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan
peradaban Islam dimulai pada masa Nabi Muhammad SAW dimana beliau sebagai
manusia teladan yang memiliki kepribadian luhur dan pantang mundur dalam
perjuangan menegakkan syariat Islam meskipun banyak mendapat cobaan dan
rintangan. Dalam sejarah Peradaban Islam, sejarah hidup Nabi Muhammad SAW biasanya
dibedakan menjadi dua, yaitu ketika Nabi Muhammad menjalani hidup di Makkah dan
di Madinah.
Dewasa ini pengetahuan tentang perkembangan Islam, utamanya pada
masa Nabi Muhammad SAW, sedikit banyak mulai luntur dari kalangan umat muslim
sendiri, khususnya kaula muda. Padahal umat Islam sudah sepatutnya mengetahui
tentang sejarah tersebut guna menumbuhkembangkan wawasan generasi mendatang.
Sebab Islam adalah ajaran Allah SWT terstruktur sebagai agama terakhir yang
substansi ajarannya mencakup segala aktifitas manusia di atas permukaan bumi. Dan karenanya manusia diserukan untuk
beramal menurut ketentuan ridha Allah SWT.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka dapat diasumsikan beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana perkembangan dakwah Nabi Muhammad
pada Periode Mekah dan Periode Madinah ?
2. Peperangan apa yang terjadi pada masa Nabi
Muhammad ?
3. Apa isi surat-surat dakwah Nabi
Muhammad ?
4. Bagaimana masa terakhir Nabi Muhammad ?
5. Apa komentar para orientalis tentang Nabi
Muhammad ?
C.
Tujuan
Berdasarkan
beberapa rumusan masalah di atas dapat diambil tujuan penulisan makalah ini
adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan dakwah Nabi Muhammad pada Periode Mekah
dan Periode Madinah
2. Untuk mengetahui Peperangan yang terjadi pada masa Nabi Muhammad
3. Untuk mengetahui surat-surat dakwah Nabi Muhammad
4.
Untuk mengetahui masa terakhir Nabi Muhammad
5. Untuk mengetahui komentar
para orientalis tentang Nabi Muhammad
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Dakwah Nabi Muhammad pada Periode Mekah dan Periode Madinah
Fase kenabian Nabi Muhammad dimulai ketika
beliau bertahannus atau menyepi di Gua Hira, sebagai imbas keprihatinan beliau
melihat keadaan bangsa Arab yang menyembah berhala. Di tempat inilah beliau
menerima wahyu yang pertama, yang berupa surat Al-‘Alaq 1-5. Dengan wahyu yang
pertama ini, maka beliau telah diangkat menjadi Nabi, utusan Allah. Pada saat
itu, Nabi Muhammad belum diperintahkan untuk menyeru kepada umatnya, namun
setelah turun wahyu kedua, yaitu surat Al-Mudatsir ayat 1-7, Nabi Muhammad saw
diangkat menjadi Rasul yang harus berdakwah. Dalam hal ini dakwah Nabi Muhammad
dibagi menjadi dua periode, yaitu Periode Mekah dan Periode Madinah.
I. Periode Mekah
Pada periode
ini, tiga tahun pertama dakwah Islam dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Nabi
Muhammad mulai melaksanakan dakwah Islam di lingkungan keluarga, mula-mula
istri beliau sendiri, yaitu Khadijah, yang menerima dakwah beliau, kemudian Ali
bin Abi Thalib, Abu Bakar sahabat beliau, lalu Zaid bekas budak beliau.
Di samping itu, juga banyak orang yang masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar
yang terkenal dengan julukan Assabiqunal Awwalun(orang-orang yang lebih dahulu
masuk Islam), mereka adalah Utsman bin Affan, Zubair bin Awwan, Sa’ad bin Abi
Waqqash, Abdur Rahman bin ‘Auf, Thalhah bin ‘Ubaidillah, Abu ‘Ubaidah bin
Jarhah, dan Al-Arqam bin Abil Arqam, yang rumahnya dijadikan markas untuk
berdakwah (rumah Arqam).
Dalam menyebarkan agama Islam, Nabi
Muhammad melakukannya dengan tiga cara, yaitu:
1. Rahasia. Pada tahapan ini Nabi menyampaikannya
hanya pada kalangan keluarganya sendiri dan teman dekatnya.
2. Semi Rahasia. Beliau menyebarkan Agama Islam dalam ruang lingkup yang lebih luas,
termasuk Bani Muthalib dan Bani Hasyim.
3. Terang-Terangan(Demonstratif). Nabi
dalam berdakwah secara terang-terangan ke segenap lapisan masyarakat, baik kaum
bangsawan maupun hamba sahaya.
Nabi Muhammad SAW memulai dakwah
secara terang-terangan setelah turun wahyu kepadanya berupa turunnya ayat 94
Surah Al-Hijr.
Artinya : Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
Dakwah yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad saw tidak mudah karena mendapat tantangan dari kaum kafir Quraisy. Hal
tersebut timbul karena beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :
1) Bidang Politik Kekuasaan. Mereka
tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Mereka mengira
bahwa tunduk kepada seruan Nabi Muhammad berarti tunduk kepada kepemimpinan
Bani Abdul Muthalib.
2) Sosial (persamaan derajat sosial). Nabi
muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya.
3) Agama dan Keyakinan. Para pemimpin
Quraisy tidak mau percaya ataupun mengakui serta tidak menerima ajaran tentang
kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat.
4)
Budaya. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang
berurat akar pada bangsa Arab, sehingga sangat berat bagi mereka untuk
meninggalkan agama nenek moyang dan mengikuti agama Islam.
5) Ekonomi. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang
rezeki.
Dalam
periode ini Nabi Muhammad belum berpikir untuk menyusun suatu masyrakat Islam
yang teratur, karena perhatian beliau lebih fokus pada penenaman teologi atau
keimanan masyarakat. Karena di Mekah dakwah Nabi Muhammad mendapat tantangan
dan rintangan, beliau memutusakn untuk berdakwah di luar Mekah. Namun di Thaif
beliau dicaci dan dilempari batu hingga beilau terluka, sehingga untuk
menyenangkan hati beiau, Allah SWT mengutus dan mengisra’ dan memi’rajkan beliau
padatahun kesepuluh kenabiannya. Setelah peristiwa Isra’Mi’raj, suatu
perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam terjadi, yaitu dengan datangnya
penduduk Yatsrib (Madinah)untuk berhaji ke Mekah.
II.
Periode Madinah
Sebab utama Rasulullah besama para sahabat melakukan hijrah
ke Madinah, yaitu :
1. Perbedaan iklim di kedua kota
mempercepat dilakukannya hijrah. Iklim Madinah lembut dan watak rakyatnya yang
tenang sangat mendorong penyebaran dan pengembangan agama Islam. Sedangkan kota
Mekah sebaliknya.
2. Nabi-Nabi umumnya tidak dihormati di
negara-negaranya sehingga Nabi Muhammadpun tidak diterima oleh kaumnya sendiri
3. Tantangan yang Nabi hadapi tidak
sekeras di Mekkah
Dalam periode ini, pengembangan Islam
lebih ditekankan pada dasar-dasar pendidikan masyarakat Islam dan sosial
kemasyarakatan. Adapun dasar-dasar masyarakat Islam yang diterapkan di Madinah diantaranya
ialah:
1) Mendirikan Masjiduntuk mempersatukan
umat Islam dalam satu majelis, sehingga di majelis ini umat Islam bisa
bersama-sama melaksanakan shalat berjamaah secara teratur, mengadili
perkara-perkara dan musyawarah. Masjid ini memegang peranan penting untuk
mempersatukan kaum muslimin dan mempererat tali ukhuwah Islamiyah.
2) Mempersatukan dan mempersaudarakan
kaum Anshar dan Muhajirin
3) Perjanjian saling membantu antara
sesama kaum muslimin dan bukan muslimin untuk menciptakan toleransi
antargolongan.
4) Meletakkan dasar-dasar politik,
ekonomi dan sosial untuk masyarakat yang baru terbentuk.
B.
Peperangan dalam Islam
Perang dalam Islam berasal dari
bahasa Arab,Qital (membunuh), Gozhwah (peperangan
yang dipimpin oleh panglima perang secara langsung), Harb. (perlawanan secara fisik). Sedangkan secara Istilah,
menurut Clauzzewits, perang adalah politik yang dilanjutkan dengan cara lain.
Perang dalam Islam diartikan sebagaiQitalu al-Kuffari fi
Sabilillahi li I’lai Kalimatillah, yaitu ”memerangi orang-orang
kafir dijalan Allah dalam rangka meninggikan kalimat Allah”. Berdasarkan
istilah syar’i itulah, perang dalam Islam memiliki makna yang spesifik yang
berbeda dengan makna bahasanya. Jadi perang adalah mengangkat senjata untuk
melawan atau memerangi orang-orang kafir dalam rangka membela kehormatan Islam
dan kaum Muslimin. Dengan kalimat lain, perang haruslah dilakukan semata-mata
dengan niat untuk menegakkan kedaulatan Islam, bukan untuk hal yang lain,
seperti berniat menguasai negara lain, kemudian merampas semua yang bukan
menjadi haknya, atau untuk mendapatkan kedudukan, pujian dan lain sebagainya.
Peperangan Pada Masa Nabi Muhammad
Peperangan Pada Masa Nabi Muhammad
1)
Perang Badar
Perang antara kaum muslimin
dengan musyrik Quraisy yang terjadi pada
17 Ramadan tahu ke-2
Hijriyah. Perang ini terjadi di lembah Badar,125 km selatan Madinah.peperangan
ini disebabkan oleh tindakan tindakan pengusiran dan perampasan harta kaum
muslim yang dilakukan oleh kaum Quraisy.
Kaum muslimin memiliki jumlah tentara yang jauh lebih sedikit
kira-kira 313 sedang kaum kafir berjumlah 1000 yang dipimpin oleh Abu Jahal dan
tokoh-tokoh kafir yang lainnya.Setiba kaum kafir Quraisy di medan perang dan
dua pasukan saling berhadapan, Rosulullah SAW berdoa, "Ya
Alloh,orang-orang Quraisy datang dengan congkak dan sombong untuk memerangi-Mu
dan mendustakan Rosul-Mu". Perang berakhir
dengan kemenangan di pihak kaum muslimin.
2) Perang Uhud (Sya’ban 3 H)
Peperangan ini terjadi pada tahun ke-3
hijriyah di bukit Uhud. Perang uhud dilatarbelakangi kekalahan kaum Quraisy
pada perang badar sehingga timbul keinginan untuk membalas dendam kepada kaum
muslimin. Rasulullah SAW
memerintahkan 50 regu pemanah supaya tetap pada posisi mereka di atas bukit di
bawah pimpinan Abdullah bin Jubair. Kepada mereka, beliau
berpesan,"Janganlah kalian meninggalkan posisi kalian".Perang uhud
dimulai dengan perang tanding yang dimenangkan tentara Islam, tetapi kemenangan
tersebut digagalkan oleh godaan harta, yakni prajurit Islam sibuk memungut
harta rampasan. Melihat keadaan tersebut, kaum kafir kembali menyerang sehingga
mereka berhasil menerobos tempat pertahanan Rasulullah Saw yang akhirnya beliau
pun terluka. Dalam perang uhud ini 70 orang kaum muslimin gugur sebagai
Mujahid, mati syahid, termasuk Hamzah bin Abdul Muthalib, pamannya Rasulullah
SAW.
3) Perang Khandaq
Perang Khandaq terkenal dengan "Perang Ahzab"
atau "Perang Parit". Perang ini terjadi pada tahun ke-5 Hijriyah di
sekitar kota Madinah bagian utara. Yang menjadi pemicu perang ini adalah ketika
Rasulullah Saw mengusir kaum Yahudi Bani Nadzir dari Madinah. Mereka
bersekongkol dengan kaum kafir Quraisy untuk memerangi Rasulullah. Dalam persiapan
menghadapi peperangan melawan mereka, seorang sahabat bernama Salman Al-Farisy
mengusulkan penggalian parit-parit pertahanan. Peperangan ini dimenangkan oleh
kaum muslimin, yang kemudian disusul Allah mendatangkan angin ribut disertai
angin yang sangat dingin sehingga pasukan Ahzab (pasukan kafir) kalang kabut.
4) Perang Mu’tah
Perang ini
dinamakan perang Mu’tah karena terjadi di desa Mu’tah, bagian utara semenanjung
Arabia, dimana perang ini terjadi pada tahun ke-8 Hijriyah. Perang Mu’tah
terjadi karena Haris Al-Ghassani , raja Hirah, menolak penyampaian wahyu dan
ajakan masuk Islam yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Beberapa sahabat gugur
dalam peperangan tersebut termasuk Zaid Bin Harisah.
5) Penaklukan kota Mekah/Fathu mekah pada
tahun 8 Hijriyah
Fathu Mekah terjadi di sekitar kota Mekah.
Latar belakang peristiwa ini adalah adanya anggapan aum Quraisybahwa kekuatan
kaum muslimin telah hancur akibat kalah perang di Mut’ah. Mereka menganggap
perjanjian Hudaibiyah (6 H) tidak penting lagi hingga diingkrinya dan
diseranglah Bani Khuza’ah yang berada di bawah perlindungan kaum muslimin.Nabi
Muhammad SAW segeramemerintahkan pasukan muslimin untuk menghukum kaum Quraisy
yang dipimpin Ikrimah dan Safwan. Berhala di kota Mekah dihancurkan dan
akhirnya banyak kaum Quraisy masuk Islam.
6) Perang Hunain (8 Safar 8 H)
Perang ini terjadi di lembah Hunain,
sekitar 70 km dari kota Mekah. Perang Hunain merupakan balas dendam kaum
Quraisy karena peristiwa Fathu Mekah. Pada awalnya, kaum musuh berhasil
mengacaubalaukan pasukan Islam sehingga banyak yang gugur. Nabi SAW kemudian
menyemangati pasukannya dan memimpin langsung peperangan, hingga akhirnya dapat
memenangkan pertempuran
7) Perang Tha’if (8 H)
Pasukan
muslimin mengejar pasukan Quraisy yang melarikan diri dari Hunain, sampai ke
kota Tha’if. Pasukan Quraisy bersembunyi dalam benteng kota yang kokoh sehingga
pasukan muslimin tidak dapat menembus benteng. Nabi Muhammad SAW mengubah
taktik perangnya dengan memblokade seluruh wilayah Thaif. Pasukan muslimin
kemudian membakar ladang anggus yang merupakan sumber daya alam utama penduduk
Thaif, dan pada akhirnya menyerah dan menyatakan bergabung dengan pasukan isalm.
8) Perang Tabuk
Perang ini
terjadi pada tahun 8 Hijriyah di kota Tabuk, perbatasan antara semenanjung
Arabia dan Syam. Adanya peristiwa penaklukan kota Mekah membuat seluruh
semenanjung Arabia berada di bawah kepemimpinan Nabi SAW. Penguasa romawi,
Heraclius, yang tadinya menyusun pasukan besar untuk menyerang kaum muslimin,
akhirnya mundur setlah melihat besarnya jumlah pasukan Islam.
9) Perang Widan
Perang ini
terjadi di Wedan, sebuah desa antara Mekah dan Madinah pada 12 rabiul Awwal
tahun 2 Hijriyah. Rasulullah SAW memimpin pasukan muslimin menghadang kafilah
Quraisy. Pertempuran fisik tidak terjadi karena kafilah Quraisy melalui daerah
tersebut. Rasulullah selanjuntnya mengadakan perjanjian kerjasama dengan
perdaganan Bani Damrah yang berisi kesanggupan Bani Damrah membantu kaum
muslimin apabila dibutuhkan.
Selain
beberapa perang tersebut, ahli sejarah pun telah menyebutkan beberapa sariyah
(perang yang dipimpin oleh sahabat atas penunjukan Nabi Muhammad SAW) dalam
sejarah isalm, yakni diantaranya Sariyah hamzah Bin Abdul Muthalib, sariyah
Ubaidah bi haris yang terjadi pada tahun pertama Hijriyah. Kemudian pada tahun
ke-2 Hijriyah terjadi sariyah Abdullah bin Jahsy dan pada tahun ke-3 Sariyah
Qirdah. Sedangkan pada tahun ke 4 Hijriyah, terjadi sariyah Bani asad, Sariyah
raji’ dan Sariyah Bi’ru Mau’nah. Disebutkan pula dalam sejarah Sariyah Ijla’
Bani Nadir, Sariyah Zi Al-Qissah dan Sariyah Ka’b Bin Umair al-Gifari pada
tahun ke 8 Hijriyah.
C.
Surat-surat Dakwah Nabi Muhammad
Salah satu media yang digunakan Nabi Muhammad
SAW dalam penyebaran pesan-pesan agama adalah surat. Dengan surat itulah
kemudian beliau mengajak raja-raja dan para pembesar di sekitar tanah Arab untuk masuk agama Islam. Sebelum beliau
berkirim surat kepada para raja dan pembesar tersebut, beliau membuat
cincin dari perak yang bertuliskan (berukir) “Muhammad Rasulullah”. Kata
“Allah” ditulis paling atas, kata “Rasul” ditulis di tengah, dan kata
“Muhammad” di tulis paling bawah. Beliau membuat cincin berukir “Muhammad
Rasulullah” tersebut guna membubuhi cap pada surat-surat
yang akan beliau kirim.
Menurut sejarawan Islam, muhammad
bin Sa’as (w. 230 H) dalam kitabnya
Ath-Thabaqat Al-Kubra
bahwa surat-surat Nabi keseluruhannya berjumlah tidak kurang dari 105 buah. Surat-surat tersebut jika
dilihart dari segi isinya, dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yakni :
1. Surat-surat
yang berisi seruan untuk masuk Islam, ditujukan
kepada orang-orang nonmuslim baik Yahudi, Nasrani, maupun majusi serta
orang-orang musyrik, baik raja, kepala daerah maupun perorangan.
2. Surat-surat
yang berisi aturan-aturan dalam Islam, misalnya tentang zakat,sedekah dan
sebagainya. Surat-surat seperti ini ditujukan kepada musli yang masih
memerlukan penjelasan dari Nabi SAW.
3. Surat-surat
yang berisi beberapa hal yang wajib dikerajkan oleh orang-orang nonmuslim
terhadap pemerintah Islam, seperti masalah jizyah (iuran keamanan).
Adapun beberapa
surat yang
dikirimNabi SAW kepada para raja dan para pembesar
tersebut diantaranya sebagai berikut :
·
Surat Dakwah kepada Muqauqis, gubernur
Mesir
Surat yang dikirim kepada
Muqauqis, gubernur Mesir, dibawa oleh shahabat Hathib bin Abu Balta’ah,
bunyinya demikian :
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.
مِنْ
مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ اِلَى اْلمُقَوْقِسِ عَظِيْمِ اْلقِبْطِ.
سَلاَمٌ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ
اْلهُدَى. اَمَّا بَعْدُ: فَاِنّى اَدْعُوْكَ بِدِعَايَةِ اْلاِسْلاَمِ. اَسْلِمْ
تَسْلَمْ، يُؤْتِكَ اللهُ اَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ. فَاِنْ تَوَلَّيْتَ فَاِنَّمَا
عَلَيْكَ اِثْمُ اْلقِبْطِ. وَ ياَهْلَ اْلكِتبِ، تَعَالَوْا اِلى كَلِمَةٍ
سَوَآءٍ بَيْنَنَا وَ بَيْنَكُمْ اَنْ لاَّ نَعْبُدَ اِلاَّ اللهَ وَ لاَ نُشْرِكَ
بِه شَيْئًا وَّ لاَ يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مّنْ دُوْنِ اللهِ،
فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ. نور اليقين: 179
Dengan nama Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dari Muhammad utusan Allah kepada
Muqauqis, pembesar Qibthi (Mesir)Semoga keselamatan atas orang yang mengikuti
petunjuk yang benar.Adapun sesudah itu, sesungguhnya aku menyeru kepadamu
dengan seruan Islam, masuk Islam lah, niscaya engkau selamat.
Allah akanmemberi pahala kepadamu dua kali. Jika engkau berpaling, maka
sesungguhnya bagimu dosa segenap rakyat Qibthi. Dan wahai ahli kitab, marilah
kepada suatu kalimat yang sama antara kami dan kalian, yaitu kita
tidak menyembah kecuali kepada Allah, dan kita tidak mempersekutukan Dia dengan
sesuatu pun, dan sebagian kita tidak menjadikan sebagian yang lain sebagai
tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling, maka katakanlah, “Saksikanlah bahwa
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
[Nuurul Yaqiin : 179]
·
Surat Dakwah kepada Mundzir bin Sawa, raja
Bahrain
Surat yang dikirim kepada
Al-Mundzir bin Sawa, raja Bahrain wakil raja Kisra, dibawa oleh
Ibnul-Hadlramiy, bunyinya ialah :
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.
(مِنْ
مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ اِلَى اْلمُنْذِرِ بْنِ سَاوَى).
اَسْلِمْ اَنْتَ فَاِنّى اَحْمَدُ
اِلَيْكَ اللهَ الَّذِى لاَ اِلهَ اِلاَّ هُوَ. اَمَّا بَعْدُ: فَاِنَّ مَنْ
صَلَّى صَلاَتَنَا وَ اسْتَقْبَلَ قِبْلَتَنَا وَ اَكَلَ ذَبِيْحَتَنَا فَذلِكَ
اْلمُسْلِمُ. لَهُ ذِمَّةُ اللهِ وَ ذِمَّةُ الرَسُوْلِ. فَمَنْ اَحَبَّ ذلِكَ
مِنَ اْلمَجُوْسِ فَاِنَّهُ اَمِنَ. وَ مَنْ اَبَى فَاِنَّ عَلَيْهِ اْلجِزْيَةَ.
نور اليقين:181
Dengan nama Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
(Dari Muhammad
Utusan Allah kepada Al-Mundzir bin Sawa).Masuk Islam lah engkau, sesungguhnya
saya memuji kepada Allah di hadapanmu, yang tidak ada Tuhan selain Dia.Adapun
sesudah itu, sesungguhnya barangsiapa yang mengerjakan shalat sebagaimana
shalat kami, dan berqiblat pada qiblat kami serta memakan sembelihan kami, maka
itulah orang Islam, baginya mendapat jaminan Allah dan jaminan Rasul-Nya, maka
barangsiapa diantara orang Majusi menyukai yang demikian, sesungguhnya ia aman,
dan barangsiapa yang menolak, maka wajib baginya membayar jizyah. [Nuurul
Yaqiin hal. 181]
·
Surat Dakwah kepada Haudzah bin ‘Ali, raja
Yamamah
Surat yang dikirim kepada
Haudzah bin ‘Ali, raja negeri Yamamah dibawa oleh Salith bin ‘Amr Al-’Amiriy,
bunyinya demikian :
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.
مِنْ
مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ اِلَى هَوْذَةَ بْنِ عَلِيّ.
سَلاَمٌ
عَلَى مَنِ اتَّبَعَ اْلهُدَى. وَ اعْلَمْ اَنَّ دِيْنِى سَيَظْهَرُ اِلَى
مُنْتَهَى اْلخَفّ وَ اْلحَافِرِ، فَاَسْلِمْ تَسْلَمْ وَ اَجْعَلْ لَكَ مَا
تَحْتَ يَدَيْكَ. نور اليقين: 182
Dengan nama Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dari Muhammad Utusan Allah kepada
Haudzah bin ‘Ali.
Semoga keselamatan atas orang yang mengikuti petunjuk yang
benar. Ketahuilah bahwa sesungguhnya agama saya ini akan tampak sampai
ke ujung sepatu dan kuku (mendapat kemenangn sepenuhnya), maka dari itu masuk Islamlah
engkau, niscaya engkau selamat. Dan saya menjadikan untuk
engkau apa yang ada di bawah kekuasaanmu. [Nuurul Yaqiin hal. 182]
D.
Masa Terakhir Nabi Muhammad
Pada tahun 10 H (631 M) Nabi Muhammad SAW beserta
rombongan yang besar melaksanakan haji, dan inilah haji yang terkahir bagi
beliau yang merupakan haji perpisahahn atau haji wada’. Dalam kesempatan inilah
turun ayat terakhir dari Al-Qur’an di Padang Arafah pada hari jumat sesudah Ashar, yakni di saat Nabi berkendaraan di atas untanya.Unta pun
berhenti terhenyak dan Malaikat Jibril pun datanglah sambil berkata kepada Nabi,
“Ya Muhammad! Hari ini telah sempurna urusan agamamu, telah selesai apa yang
diperintahkan Tuhanmu dan juga segala apa yang dilarangNya. Dari itu,
kumpulkanlah semua sahabatmu, dan beritahukan kepada mereka, bahwa aku tidak
akan turun- turun lagi membawa wahyu kepadamu sesudah hari ini!”
Ayat yang
terkahir turun itu adalah ayat ketiga dari surah Al-Maidah :
Artinya : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging
babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik,
yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk
berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi
nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari iniorang-orang kafir
telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut
kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk
kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam
itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksakarena kelaparan tanpa sengaja
berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Pada kesempatan itu Nabi Muhammad menyampaikan
khutbahnya yang sangat bersejarah, yang isinya merupakan prinsip-prinsip yang
mendasari gerakan isalm, dan yang terpenting adalah bahwa umat Islam harus selalu
berpegang pada dua sumber, Al-Qur’an dan hadis.
Rasulullah mulai sakit
panas. Istri-istri beliau meminta izin untuk merawatnya di rumah Aisyah dan Rasulullah mengizinkannya.
Untuk terakhir kalinya Rasulullah naik mimbar. Diantara pesan yang Rasulullah
katakan saat itu adalah “Aku berwasiat kepada kalian utnk berbuat baik kepada
orang-orang anshar. Sesungguhnya orang-orang anshar adalah orang-orang dekatku dimana aku
berlindung kepada mereka. Karena mereka telah melalui apa yang menjadi beban
mereka dan masih tersisa apa yang akan
menjadi hak mereka. Oleh karena itu berbuat baiklah kepada siapa saja diantara
mereka yang melakukan kesalahan.
Tatkala sakitnya semakin keras, beliau bersabda, “
Suruhllah Abu Bakar untuk memimpin manusai melakukan shalat”. Rasulullah
meninggal dunia pada saat dhuha pada hari senin tanggal 12 rabiul Awal tahun 11 H (8 juni H (8 juni 632 M).usianya saat ituberkisar 63
tahun.
E.
Komentar Para Orientalis tentang Nabi Muhammad
Berikut ini merupakan
beberapa orientalis menuturkan komentar mereka mengenai keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam membentuk peradaban
dunia Islam.
1.
R.C.V. Bodley
Ia menuturkan bahwa “
Kedudukan Muhammad yang unik di dalam sejarah keagamaan disebabkan kenyataan
bahwa ia telah mengilhami segala apa yang dilakukannya tanpa mengaku sebagai
orang suci atau malaikat, dengan tiada memiliki suatu sifat pun selain sifat
insani semata-mata. Kecuali pribadinya yang cemerlang, tidak ada suatu
daripadanya yang membedakannya dari kaum muslimin yang lain.
2.
Michael H. Hart
Ia mengungkapkan bahwa “Sebuah
contoh yang mencolok mata tentang hal ini adalah tata urutan (rangking) yang
saya susun yang menempatkan Muhammad lebih tinggi daripada Yesus (Isa),
terutama disebabkan karena keyakinan saya bahwa Muhammad secara pribadi jauh
lebih berpengaruh pada perumusan agama yang dianut oleh orang Islam, daripada
Yesus pada perumusan kristen. Jatuhnya pilihan saya kepada muhammad untuk
memimpin di tempat teratas dalam daftar pribadi-pribadi yang paling berpengaruh
di dunia ini, mungkin mengejutkan beberapa pembaca dan mungkin juga
dipertanyakan oleh yang lainnya, naumun ia memang satu-satunya orang dalam
sejarah yang telah berhasil secara unggul dan agung, baik dalam bdang keagamaan
maupun dalam bidang keduniaan”.
3.
Mhatma K. Ghandi
Komentarnya berbunyi “ Saya ingintahu sebaik-baiknya
tentang prikehidupa seorang yang hingga kini memegang hati jutaan manusia. Saya
lebih yakin dari sebelumnya, bahwa bukanlah pedang yang membawa Islam kepada
kejyaan pada masa-masa itu dalam skema kehidupan. Kesederhanaan agam Islam
sungguh yang tegas, penguasaan diri yang paling kuat dari Nabi itu, keteguhan
memenuhi janji, pelayannnya yang sungguh-sungguh kepada sahabat dan
pengikut-pengikutnya, keperwiraannya yang tidak mengenal takut, keyakinannya
yang mutlak kepada Tuhan dan kepada risalahnya sendiri. Hal inilah, bukannya
pedang yang menaklukkan segala-galanya di hadapan kaum muslimin dan mengatasi
segala rintangan. Ketika saya menutup
jilid ke-2 buku biografi Nabi ini, saya betul-betul merasa menyesal karena
tidak ada lagi bagi saya yang dapat dibaca mengenai prikehidupan yang agung
itu.
4.
Thomas Carlyle memberikan pernyataan secara terbuka tentang Nabi
Muhammad Saw.
Dia menyatakan bahwa “adalah aib yang besar bagi budayawan
manapun, jika ia condong kepada anggapan bahwa agama Islam dituduh sebagai
suatu kebohongan, dan Muhammad sebagai penipu dan pendusta. Sudah tiba waktunya
kita memerangi perkataan palsu yang memalukan yang sudah disebar-luaskan orang,
karena risalah yang disampaikan rasul merupakan pelita bagi umat manusia”. Carlyle
menyesalkan kebohongan yang mungkar terhadap Islam dan rasulnya, dan menganggap
penuduhnya sebagai orang yang lemah dan kurang akal. Dia merasa heran terhadap
kemungkaran semacam itu, dan dibuatnya perumpamaan dan tidak masuk akal.
Keyakinan
Carlyle akan kebenaran Nabi Muhammad Saw. ini didasarkan atas pandangannya
bahwa sebagai seorang yang besar mustahil untuk jadi pendusta. Kejujuran
merupakan asas keutamaan dan keterpujian di sisinya. Ia memperkuat keyakinan
akan kebenaran rasul dengan pengetahuannya tentang sejarah Rasulullah Saw. yang
sejak masa kecil diberi gelar Al-Amien (orang yang terpercaya).
Perkataan, perbuatan dan pemikirannya selalu tepat.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Nabi
Muhammad dalam melakukan dakwahnya
dibagi menjadi dua periode, yaitu Periode Mekah dan Periode Madinah. Ciri pokok
dari Periode Mekah adalah pembinaan dan pendidikan tauhid (dalam arti luas),
sedangkan Periode Madinah, ciri pokok dari periode ini adalah pendidikan
sosial dan politik (dalam arti luas).
Perang dalam Islam diartikan sebagaiQitalu al-Kuffari fi Sabilillahi li I’lai Kalimatillah, yaitu
”memerangi orang-orang kafir dijalan Allah dalam rangka meninggikan kalimat
Allah”. Ada beberapa peperangan yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW,
diantaranya ada yang dipimpin langsung oleh Nabi dan adapula perang yang dipimpin
oleh sahabat atas penunjukan Nabi Muhammad SAW.
Dalam mengemban misi dakwahnya, salah satu
media yang digunakan Nabi Muhammad SAW dalam
penyebaran pesan-pesan agama adalah surat. Dengan surat itulah kemudian
beliau mengajak raja-raja
dan para pembesar di sekitar tanah Arab untuk masuk agama Islam.
Pada tahun 10 H, Nabi Muhammad SAW beserta
rombongan yang besar melaksanakan haji, dan inilah haji yang terkahir bagi
beliau yang merupakan haji perpisahahn atau haji wada’. Dalam kesempatan inilah
turun ayat terakhir dari Al-Qur’an di Padang
Arafah pada hari jumat sesudah Ashar.
B. Saran
Demikianlah hasil makalah dari
kelompok kami, tentu makalah ini masih banyak kekurangan, baik itu dalam hal
pembahasan yang belum lengkap maupun dalam hal penulisan yang terdapat
kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat membantu kesempurnaan dalam
penyusunan makalah ini. Semoga dengan makalah ini diharapkan masyarakat Islam khususnya kita
sebagai generasi muda penerus bangsa agar dapat mengetahui tentang seluk beluk perkembangan
Islam serta lebih meningkatkan kadar keimanan kita kepada Allah SWT.
DAFTAR
PUSTAKA
Samsul Munir Amin, Sejarah
Peradaban Islam, Amzah, Jakarta, 2013
Badri Yatim,
Sejarah Peradaban Islam, PT Grafindo Persada, Jakarta, 2014
Makalah Lengkap Sejarah Peradaban Islam pada Masa Nabi Muhammad SAW
Reviewed by Arbor Azure
on
April 16, 2016
Rating:
No comments: