Kali ini kita akan membahas konformitas dan perilaku menyimpang, pengertian menurut ahli, contoh, dan penyebab. Konformitas dan perilaku menyimpang bisanya menjadi salah satu bahasan untuk mata peajaran sosiologi buat adik-adik SMA kelas X (Sepuluh). Nah artikel kali ini akan membahas segala hal yang berkaitan dengan konformitas dan perilaku menyimpang.
Konformitas merupakan perubahan prilaku
remaja sebagai usaha untuk menyesuaikan diri dengan norma kelompok dengan acuan
baik ada maupun tidak ada tekanan secara langsung yang berupa suatu tuntutan
tidak tertulis dari kelompok sebaya terhadap anggotanya namun memiliki pengaruh
yang kuat dan dapat menyebabkan munculnya prilaku-prilaku tertentu pada remaja
anggota pada kelompok tersebut1 atau dengan kata lain
Konformitas adalah suatu jenis pengaruh sosial ketika
seseorang mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada2. Oleh karena
itu, konformitas sering sekali disebut sebagai perilaku ikut-ikutan.
Adapun pengertian konformitas menurut para
ahli sebagai berikut:
David O’Sears,
konformitas adalah bahwa seseorang melakukan prilaku tertentu karena disebabkan
orang lain melakukan hal tersebut3. Lebih lanjut Prayitno
mengemukakan bahwa, konformitas merupakan pengaruh sosial dalam bentuk
penyamaan pendapat atau pola tingkah laku seseorang terhadap orang lain yang
mempengaruhinya4 sependapat dengan itu, Myres menggambarkan
konformitas sebagai perubahan prilaku sebagai akibat dari tekanan kelompok. Ini
terlihat dari kecenderungan remaja untuk selalu menyamakan prilakunya dengan
kelompok acuan sehingga dapat terhindar dari celaan maupun keterasingan. Orang
biasanya berpenampilan berbeda yang tidak sesuai dengan kelompok cenderung
terasigkan oleh teman-temannya atau lingkungan sekitarnya1.
Contoh
perilaku konformitas
Secara sederhana konformitas dapat
digambarkan sebagai berikut: Teman kalian mengajak kalian ke pantai kalian yang
tadinya ingin di rumah saja jadi ikut karena melihat semua teman kalian pergi
ke pantai.
Jika perilaku konformitas di gambarkan
sebagai perilaku yang sesuai dengan harapan masyarakat atau kelompok di
sekitarnya maka perilaku menyimpang adalah kebalikannya.
Dalam sosilogi, perilaku menyimpang bersifat
relative. Mengapa demikian, perilaku menyimpang merupakan perilaku yang
bersumber dari apa yang di definisikan oleh masyarakat atau kelompok tertentu.
Sebagai contoh; di Indonesia Minuman keras merupakan perilaku menyimpang akan
tetapi, tidak demikian di eropa, amerika dan beberapa Negara lainnya miras
malah dianggap hal biasa dan bukan
merupakan penyimpangan sama sekali. Begitupun perilaku seks di luar nikah di
Indonesia, hal ini merupakan perilaku menyimpang karena tidak sesuai dengan
norma yang ada dalam masyarakat kita tapi tidak demikian dengan di berbagai
belahan dunia, di Amerika cntohnya perilaku seks di luar nikah bukanlah
perilaku menyimpang.
Lebih lanjut lagi, menurut Laning yang
mengutip pernyataan Robert M.Z. Lawang (1985), mengatakan i perilaku menyimpang merupakan semua tindakan
yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam sistem sosial dan
menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki
perilaku yang menyimpang5.
Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
(1996), dikutip dari Laning ciri-ciri perilaku
menyimpang sebagai berikut.
a. Suatu perbuatan disebut menyimpang
bilamana perbuatan itu dinyatakan sebagai menyimpang.
b. Penyimpangan terjadi sebagai konsekuensi
dari adanya peraturan dan penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain
terhadap si pelaku menyimpang.
c. Ada perilaku menyimpang yang bisa diterima
dan ditolak.
d. Mayoritas orang tidak sepenuhnya menaati
peraturan sehingga ada bentuk penyimpangan yang relatif atau tersamar dan ada
yang mutlak.
e. Penyimpangan bisa terjadi terhadap budaya
ideal dan budaya real. Budaya ideal merupakan tata kelakuan dan kebiasaan yang
secara formal disetujui dan diharapkan diikuti oleh anggota masyarakat. Sedangkan
budaya real mencakup hal-hal yang betul-betul mereka
laksanakan.
f. Apabila ada peraturan hukum yang melarang
suatu perbuatan yang ingin sekali diperbuat banyak orang, biasanya muncul norma
penghindaran5
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa
perilaku menyimpan bukan perilaku yang kita bawa sejak lahir. Kita dilahirkan
dalam keadaan suci saya pikir teman-teman sependapat akan hal ini. Lalu apa
yang menjadi alasan dan motive mengapa perilaku menyimpang dapat terjadi? Nah
jawabannya bisa teman-teman temukan dengan klik di sini.
Baca Juga: Hubungan Antara Perilaku
Menyimpang dan Sosialisasi yang Tidak Sempurna
DAFTAR PUSTAKA
1Safri Mardison.
Konformitas Teman Sebaya Sebagai Pembentuk Perilaku Individu. Vol 2 no 1
(2016). Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang. Jurnal Al Taujih Bingkai Bimbingan dan Konseling Islam
2A.Baron, Robert. 2005. Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh. Erlangga.
3David O. Sears, Jonathan L. Freedman, L. Anne Peplau. 1991. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.
4Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praktis
Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
5Laning, Vina Dwi. 2009. Sosiologi: Untuk
SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
No comments: