Penyebab dari perilaku menyimpang di sebabkan
oleh banyak faktor di antaranya hasil sosialisasi sub kebudayaan yang
enyimpang, sosialisasi yang tidak sempurna. Lebih lanjut, casare lomoroso
dikutip dari Laning membagi penyebab penyimpangan dalam 3 faktor yaitu faktor
biologis, psikologis dan sosiologis1. Selain itu, Wilnes membagi
penyimpangan dalam dua faktor yaitu faktor subjektif dan objektif. Untuk leih
jelasnya teman-teman bisa baca penjelasannya berikut:
#1. Perilaku Menyimpang sebagai Hasil
Sosialisasi Sub-Kebudayaan yang Menyimpang
Penyebab pertama dari perilaku menyimpang
karena sub kebudayaan yang menyimpang. Perilaku menyimpang terjadi pada
masyarakat yang memiliki nilai-nilai subkebudayaan yang menyimpang, yaitu suatu
kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma-norma budaya yang
dominan atau umum1. Dengan kata lain perilaku menyimpang dapat di akibatkan
karena kelompok atau masyarakat yang mendiaimi suatu wilayah memiliki unsur
kebudayaan yang pada umumnya menyimpang. Mereka sepertinya tidak menyadari
bahwa budaya maupun tindakan yang mereka lakukan bertentangan dengan norma dan
budaya yang lebih dominan. Agar teman-teman bisa memahaminya lebih mudah
perhatikan contoh berikut:
Baca
juga perilaku menyimpang yang positive
Sebagai contohnya, masyarakat yang tinggal di
lingkungan kumuh, masalah etika dan estetika kurang diperhatikan, sehingga
berkata-kata kotor, membuang sampah sembarangan, mengatur sound sistem keras
adalah hal biasa yang merupakan nilai sosial budaya. Namun, dominan masyarakat
umumnya di Indonesia, menganggap perilaku tersebut sebagai perilaku yang
melanggar kaidah-kaidah yang ada1.
#2. Prilaku menyimpang sebagai hasil
sosialisasi yang tidak sempurna
Perilaku menyimpang dapat juga di akibatkan
oleh sosialisasi yang tidak sempurna. Perilaku
menyimpang terjadi salah satunya karena ketidaksesuaian pesan, norma, dan nilai
yang disampaikan oleh masing-masing agen sosialisasi atau individu lain.
Individu yang mempelajari perilaku-perilaku tersebut akhirnya tidak merasa
bahwa hal tersebut menyimpang, dan menganggap bahwa perilaku yang ia pelajari
normal untuk dilakukan2.
Contoh lain: seorang anak di
ajarkan oleh orang tuanya untuk tidak berbuat kasar dengan memukul atau
sejenisnya. Namun yang dia lihat di TV yang setiap hari dia tonton tokoh-tokoh
yang kuat dan keras adalah pahlawan. Tokoh-tokoh yang balapan di sinetron yang
ia lihat malah di sanjung karena kehebatannya hal ini berbeda dari apa yang di
sampaikan orang tuanya. Akhirnya si anak tumbuh dan terbiasa dengan kekerasan
dan ngebut-ngebutan. Tawuran dan balapan liar justru adalah hal yang
membanggakan baginya. Ini terjadi karena pesan yang disampaikan oleh orang
tuanya berbeda dengan pesan yang ia dapatkan di TV. Nah bisa teman-teman lihat
bahwa hal ini di karenakan sosialisasi yang tidak sempurna dimana orang tuanya
tidak mengarahkan dan menjelaskan secara mendalam dan detail tentang positive
negative dari tontonan si anak. Sehingga si anak lebih cenderung mencari dan
memaknai sendiri sesuai yang ia lihat selama ini.
Casare Lomoroso dikutip dari Laning membagi faktor penyimpangan kedalam 3 hal yaitu faktor biologis, psikologis, dan sosiologis.
#3. Faktor Biologis
Salah satu contoh penyebab
penyimpangan karena faktor biologis ialah gangguan jiwa atau mental. Penderita gangguan jiwa dan
mental seperti orang gila contohnya tidak dapat memahami norma sosial yang ada
karena sedang dalam kondisi sakit. Sehingga penyimpangan layaknya tertawa
sendiri, berjalan dengan telanjang, melempari orang-orang sekitarnya dsb di
akibatkan oleh kondisinya yang sakit secara jiwa dan mental.
#4. Faktor Psikologis
Faktor psikologis dapat mempengaruhi
contohnya penderita kleptomania. Kleptomania adalah suatu kondisi yang termasuk
ke dalam kelompok gangguan kendali impulsif, yaitu ketika penderita tidak dapat
menahan diri untuk mengutil atau mencuri3.
#5. Faktor Sosiologis
Penyebab perilaku menyimpan yang terkait
dengan faktor sosiologis diantaranya lingkungan pergaulan, keinginan dipuji atau
gaya-gayaan, pengaruh media massa, dorongan ekonomi dan sebagainya.
a. Lingkungan pergaulan
Menurut Edwin H. Sutherland
di kutip dari ruang guru, perilaku menyimpang terjadi akibat
adanya differential association atau asosiasi yang berbeda terhadap
suatu kejahatan. Semakin tinggi interaksi seseorang dengan orang yang
berperilaku menyimpang, semakin tinggi pula kemungkinan orang tersebut untuk
bertingkah laku yang menyimpang. Derajat interaksi ini pun bergantung pada
frekuensi, durasi, dan intensitas, sehingga interaksi tersebut tidak cukup
sekali-dua kali untuk membuat seseorang bisa terpengaruh2.
Perilaku menyimpang akibat
lingkungan pergaulan biasanya terjadi pada anak-anak. Hal ini dikarenakan
anak-anak belum sepenuhnya memahami nilai-nilai dan norma yang ideal yang patut
untuk di ikuti dan ditiru. Jika ia bergaul dengan teman-teman yang memiliki
perilaku menyimpang maka sudah dapat di pastikan bahwa ia lambat laung akan
terbiasa dengan peyimpangan.
Baca Juga: Konformitas dan PerilakuMenyimpang Pengertian, contoh, ciri-ciri, dan penyebab.
b. Keinginan untuk Dipuji atau Gaya-gayaan
c. Pengaruh Media Massa
Sebagaimana diungkapkan oleh Laning yang
mengutip tulisan Abdulsyani mengenai pendangan Sudjito Sastrodiharjo bahwa jika
seseorang menonton film tentang kekerasan, maka setelah selesai menonton film
dia akan bersikap seperti pelaku dalam film tersebut1.
d. Dorongan Ekonomi
Lebih lanjut, Wilnes yang dikutip dari wikipedia membagi penyimpangan dalam dua faktor yaitu faktor subjektif dan objektif sebagai berikut:
#6. Faktor subjektif
Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu
sendiri4. Seperti yang telah di jelaskan di atas contohnya gangguan
jiwa atau mental dan kleptomania
#7. Faktor objektif
Fakto objektif adalah faktor
yang berasal dari luar (lingkungan)4.
Contohnya telah di paparkan di atas yaitu adanya Hasil Sosialisasi Sub-Kebudayaan yang Menyimpang, hasil
sosialisasi yang tidak sempurna, Lingkungan
pergaulan, Keinginan untuk Dipuji atau Gaya-gayaan, Pengaruh Media
Massa, Dorongan Ekonomi dsb.
1Laning, Vina Dwi. 2009. Sosiologi:
Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
2Ruang guru. https://blog.ruangguru.com/faktor-penyebab-perilaku-menyimpang-dalam-masyarakat
3Alodokter. https://www.alodokter.com/kleptomania
No comments: